Selasa, 17 Februari 2009

Puisi Cinta karya Kaman

1 komentar

Serpihan cinta

Manusia diciptakan dengan cinta
ketulusan menyertai cinta
membawa mereka ke dunia lain
Dunia yang penuh serpihan

Kadang mereka tersenyum pada cinta
Mereka pun terkadang marah pada cinta
mereka menyalahkan cinta
padahal dia sendiri yang buta

Sepihan cinta ittu sulit diterka
tak hanya kata dan pikiran
untuk membuka cakrawala kehidupan
Tapi dengan ketulusan cinta

Jangan kau buang serpihan cinta
Karena kau muak mengabadikannya
Satukanlah serpihan cintamu
menjadi cinta yang abadi

Karya : Kaman, S.Pd

Cinta Terlarang

Lirihanku tak mampu aku bendung
hatiku bagai tersayat pisau
perlahan tapi pasti
mendobrak pertahanan nafsu birahi

aku tahu kisah asmaraku
Cinta terlarang yang aku sembunyikan
semakin lama aku sembunyikan
semakin perih aku rasakan

Ini semua bawa aku sejak lahir
orang menyalahkan jalan hidupku
orang menghina gerak langkahku
tanpa tahu tersayatnya hati

aku menangis dan menjerit
memohon pada yang kuasa
untuk menghentikan cinta terlarangku
cinta terlarang yang penuh kesemuan

mudah bagiku menuruti nafsu birahiku
tapi sulit tuk dilupakan
bahkan memperbaiki pun aku tak bisa
padahal birahiku adalah cinta terlarang

Kini, aku berharap
]cinta terlarangku tak menyakiti orang
dan harapan terakhir
hidayahlah yang akan melawan cinta terlarangku

Karya : Kaman, S.Pd

Senin, 16 Februari 2009

Novel Terbaru kaman Berjudul Mannhesa "Aku ingin sekolah,bu!"

0 komentar

Novel Karya Kaman
Berjudul
Mannhesa “Aku Ingin Sekolah, Bu!



Mannhesa Adalah siswa SMU Negeri 1 Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang. Ia adalah salah satu siswa yang rajin dan pintar, selain itu ia pun memiliki banyak kemampuan non-akademik.
Ketika MOS (Masa Orientasi Sekolah) diselenggarakan, Mannhesa merupakan salah satu siswa yang aktif. Bahkan ia mengikuti lomba nyanyi dan mendapat juara ke 2. selain keahliannya di bidang olah vocal, manhesa pun aktif di organisasi lain seperti, MPK, Paskibra, dan Pramuka. Dengan keahliannya itu banyak orang yang kagum padanya dan ia pun mengalami cinta monyet dengan salah satu siswa sekelasnya yang bernama Ririn. Mannhesa dan Ririn terlihat begitu mesra, itu ditunjukan dengan foto mesranya di halaman sekolah.
Tapi semua itu harus Mannhesa akhiri, sekitar bulan ke dua di caturwulan pertama ini Mannhesa harus keluar dari sekolah. Karena orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolahnya. Itu dikarenakan sekitar satu tahun yang lalu keluarganya ditimpa musibah yang besar, semua harta bendanya habis untuk membayar hutang perusahaan orang tuanya.
Perpisahan pun tiba, Mannhesa ternyata secara diam-diam menulis surat untuk teman-teman dan wali kelasnya Bernama Ibu Siti. Dan salah satu dari temannya bernama Nanda membacakan surat itu di depan kelasnya. Semua siswa menangis mendengar surat dari Mannhesa, sehingga suasana haru pun menyelimuti kelas tersebut.
Sedangkan Mannhesa harus berangkat ke Bandung bersama kakaknya. Ia berharap dapat bekerja bersama kakaknya di bandung. Tapi, ternyata pekerjaan pun tak kunjung ada karena usianya yang masih muda.
Saat itu Mannhesa mengalami Depresi, kesehariannya diliputi dengan lamunan dan lamunan. Ia berharap sekali dapat masuk sekolah kembali, tapi harapan itu sudah tidak ada karena ia tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolahnya.

Tapi sebuah keajaiban terjadi pada Mannhesa. Keajaiban apakah itu?
Apa yang terjadi pada Mannhesa selanjutnya. Banyak sekali kisah-kisah yang mengharukan didalamnya.
Anda tertarik dengan Novel karya Kaman ini. Hubungi 085295737040.

Minggu, 15 Februari 2009

Naskah Kabaret kaman

1 komentar

NASKAH KABARET BERJUDUL “ PENGORBANAN”

SDN II MANISKIDL

Karya Kaman, S. Pd

ADEGAN I

(Lagu pengiring Butterfly dengan penari berpakaian kupu-kupu) Indah dan Ibunya tampil edalam tarian. Indah menghibur ibunya yang sedang sedih. Ibunya sedih melihat Indah yang ceria dan riang, karena dalam hatinya berkata

“Anakku sunggguh malang nasibmu karena tak dapat bicara” kemudian ibu itu memeluk erat anaknya dengan penuh kasih saying.

Indah menyusut air mata ibunya sambil ia menitikan air mata. (Lagu selesai)

Indah : (Bu jangan menangis). Diperagakan oleh indah karena tidak dapat bicara, tapi ibunya paham apa yang dikatakan anaknya.

Ibu : “Ibu sedang bahagia karena ibu memiliki anak yang soleh seperti kamu Indah”

Indah : (Apakah ibu tidak malu punya anak seperti Indah yang gagu dan bodoh). Diperagakan oleh indah.

Ibu : “Tidak nak, ibu tidak pernah malu, malah ibu sayang. Indah harus sabar menghadapi semua ini, mungkin ini adalh yang terbaik Allah berikan kepada kita”.

Indah : Indah mengangguk tanda sedih.

Ibu : “Sudahlah nak, ibu sekarang akan pergi berdagang, kita kan harus makan. Betul kan sayang?” sambil membangunkan indah dari sandarannya.

(lagu Sebelum cahaya : Letto)

Indah melihat Ibunya yang sudah tua membawa barang dagangannya, dan ketika akan jatuh, dan Indah segera menghampiri memberi bantuan tapi ibunya berkata (taka pa-apa). Di tengah jalan ia berdagang dan banyak sekali orang yang membeli. Dan ditengah-tengah ia terjatuh dan berkata:

Ibu : “Ya allah sebenarnya aku sudah tak mampu untuk menghadapi semua ujianmu ya allah. Tapi….aku tidak boleh menyerah karena semua ini demi masa depan anakku. Aku tidak ingin masa depan anakku suram seperti aku. Aku harus mengumpulkan uang untuk biaya sekolah anakku (sambil memegang uangnya erat-erat. Lagu selesai.

(Ibunya pun datang dengan terlihat sangat lelah sekali, dan indah pun menghamipirinya)

Indah : (Ibu sakit?)

Ibu : “Nak, Ibu sekarang selalu sakit-sakitan, agar kamu dapat sekolah tinggallah bersama bibimu di Tangerang. Kamu adalah anak yang pintar nak” sambil mengelus rambut ibunya.

Indah : (Tidak bu, aku sayang ibu, bu aku akan menggantikan ibu untuk berdagang. Agar kita dapat makan).

Ibu : Tidak nak, kamu belum berkewajiban untuk bekerja, tapi kewajiban kamu adalah mencari ilmu, nak!

Indah : Tidak apa-apa, Bu. Indah pun mengambil barang dagangannya.

(Lagu ; Hanya Ingin kau tahu : Republik)

Tapi lain hal dengan ibunya ia tidak tega dengan anaknya. Dan ia menyender ke tembok sambil berderai air mata. Sedangkan Indah terus berdagang dan satu persatu dagangannya terjual. Tapi ditengah perjalanan ia tertabrak seorang anak-anak.

Beri : Maaf ya! (tapi tidak membereskan barang dagangannya)

Indah : Tidak apa-apa, (ia menangis sambil mengambil barang dagangannya yang jatuh. Ia mengambil uang dari dompetnya) dalam hatinya berkata “ya allah berat sekali pengorbanan ibuku untuk menghidupi aku” sambil melihat uang dan mendekap ke dadanya. Dan ia pun menjerit tapi tak mampu karena tak dapat bicara.

(lagu Ssungguhnya : Ungu)

Monolog Orang tua

Aku sedang berfikir

Berfikir…..dan terus berfikir

Kenapa harus tercipta dunia?

Kenapa harus tercipta manusia?

Kenapa harus ada miskin dan kaya

Kenapa harus ada suka dan duka

Aku berfikir dan terus berfikir

Haruskah aku, dia, dan mereka

Tertindas dan teraniaya oleh zaman

Setaip hari harus memikirkan isi perut

Tanpa tahu itu makanan apa

Aku berfikir, dan terus berfikir

Kenapa aku, dia, dan mereka

Harus merasakan kenyataan ini

Sekolah pun tak mampu

Makan pun tak layak

Tidur pun bertikar bamboo

Semua itu hanya ada satu jawaban yakni takdir

IBu Guru : Kenapa kamu menangis, nak? Sambil mengelus rambutnya.

Indah : (tidak apa-apa, Bu)

Ibu Guru : Banyak sekali uangmu. Pasti uang itu untuk sekolahmu ya?

Indah : TIdak bu, ini untuk ibuku, karena ibuku sakit.

Ibu Guru : Janganlah bersedih nak, kamu harus bersabar, suatu saat allah akan menolongmu. Oh ya nak, bbulan depan akan ada lomba kreasi kesenian anak. Kamu mau ikut.

Indah : (Tapi, aku tak dapat berbicara)

Ibu guru : Itu bukan penghalang, kalau kamu mau ibu akan mengajarimu berbicara sampai dapat bernyanyi.

(Indah mengangguk tanda setuju)

ADEGAN II

( Lagu Biarlah : Nidji)

Seorang laki-laki yang sedang tertidur di bawah pohon dan bermimpi bertemu dengan seorang perempuan bercadar, menurutnya dia sangat cantik dan anggun. Ia mendekati dan terus mendekati, pada suatu saat dia membawa bunga untuknya, dia pun menerima, dan laki-laki itu membuka cadar wanita itu ternyata ia berkumis. Ia pun kaget dan lari terbirit-birit. Iapun terus murung orang tuanya mencarikan jodoh untuknya, tapi ia terus tidak setuju dengan pilihan ortunya. Yang terakhir wanita anggun tak bercadarpun dipilihnya. Pada saat dia tersenyum ternyata giginya hitam putih, laki-laki itu kaget dan patah hati yang kedua kalinya. Ia pun terbangun. Tapi pas terbangun terlihat dua temannya pas di depan mukanya.

Budi : Busyet…..Gorila. (sambil berteriak).

Baron : Gorila….pasti lo abis mimpi dicium gorilla. Ih cuih…..hachim…..cape deh.

Imron : IH…..penyakit komplikasi tuh….minum aza obat komplikasi.

Budi : emang ada obat komplikasi.

Baron : Ho oh. Ada az loe

Imron : cepe deh….

Budi dan Imron : Maksud lo…

Baron : cepe dulu…..maksudnya yah kagak ngarti lo ah…satu informasi satu cepe

Budi dan Imron : Nih….(sambil memberi uangnya)

Baron : sebentar….karena informasinya super penting…. Dinaikan ongkosnya jadi seribu. He….

Budi : Kuda Loe….

Baron : emang gue kuda. Hehehem (merengek kaya kuda) puas lo….

Budi : ya udah nih….

Baron : Lo pengen tahu kan, lihat muka gue baik-baik ya. Lihat… dan lihat…..dan buka telinga lebar-lebar. Obatnya adalah mana gua tahu tempe pun tidak. Makacih ya duitnye…..kabur…..

Budi : Ludes dah uang makan kita……

Imron : Lo aza kali gue enggak…

Budi : Eh ron, katanya bulan depan akan ada kreasi musik lo ikut ga?

Imron : Sumpe lo…

Budi : Ya iyalah pastinya bro.

Lain halnya budi dan imron yang akan ikut lomba. Ibu guru pun mengajari Indah dimulai dari mengucapkan aiueo, sampai indah mamu bicara. Dan ibu guru pun segera mengajarinya bernyanyi. (lagu…………………………..)

ADEGAN III

Semua peserta sudah datang. Dan perlombaan pun dimulai.

Protokol Pi : baiklah ibu…bapak2 tante-tante kita mulai acara lomba ini. Dengan saya “Ijem marijem kasengsem ka kebon asem”.

Protokol Pa : panjang kali nama kau bak kereta api coba dengarkan nama saya “Anu”

Protokol Pi : ha….ha…..anu…ngaran teh mani sauted 2 teuing.

Protokol Pa : hei…jangan malu2 in kita kan lagu membawakan acara.

Protokol Pi : Hah….kita lo aja kali gua kagak.

Protokol Pa : Hadirin jangan dengarkan jangan dengankan si Ijem marijem kasengsem ka kebon Awi.

Protokol Pi : Enak aza kebon awi Asem….asem…

Protokol Pa : Asem…sih asem tapi jangan hujan dong mulut lo.

Protokol : Baiklah juri yang terhormat kita saksikan penampilan pertama yaitu


- Grup Dari CilukBa (Lagu Nidji : Jangan Lupakan, Dilakukan oleh 3 personel)

- Grup Dari Negeri Jiran (Dokter Cinta : Dipergakan Dengan 10 orang personel)

- Indah dari Indonesia (Lagu : Kembang Perawan)


Protokol Pi :Satu demi satu penampilan telah dilaksanakan Mari kita dengarkan Hasilnya siapakah yang akan mendapatkan juara I, II, dan III.

Protokol Pa : Lomba karya seni Musik Award tahun 2009 dimenangkan oleh...........Grup dari negeri jiran sebagai juara ke III, Grup dari Cilukba sebagai Juara Ke II. Dan Juara I Dimenangkan oleh Indah dari Indonesia. (Lagu Pengiring : Are You The Champion).


Anda Ingin menampilkan kabaret ini dalam acara perpisahan atau acara lainnya. tapi tidak mampu cara membuat dan proses latihannya. Hub. Kaman, S. Pd . (085295737040). Ayo bergabung bersama Kaman Karya Sastra, Bulan maret akan ada cerbung (Cerita bersambung), ringkasan karya novel terbaru kaman. Jika ada saran atau komentar layangkan saja ke kotak komentar...ok!



Kuningan Study Club (KSC)

0 komentar

Anda bingung mencari bimbingan belajar, kini hadir Bimbingan belajar terbaru di Kecamatan Jalaksana SD, SMP, dan SMA. dengan harga yang sangat terjangkau. Pendaftaran angkatan ke dua akan dilaksanakan pada bulan mei 2009. Untuk tahun ajaran 2009/2010. Ayo bergabung bersama kami, jangan ngaku pinter kalo belum bergabung bersama KSC.

Novel kaman

0 komentar

Tolong Aku, Bu!
Kisah ini menceritakan tentang keluarga yang bergelimang harta benda, mobil mewah, motor, dan lain sebagainya.sebut saja anak itu Esa, dia adalah seorang anak yang lugu dan polos, kesehariannya tiada hari tanpa hura-hura dan main seenaknya. akan tetapi, dalam jangka waktu yang singkat ternyata keluarga tersebut dilanda musibah yang sangat besar. ayahnya bernama pak harto suwiryo harus dibawa ke rumah sakit karena terkena serangan jantung. akhirnya, tak lama kemudian pak harto meninggal dunia.
Ibu Esa merasa terpukul, dan mengalami depresi yang berat. karena semua harta ludes dipakai jaminan oleh pak harto. Esa pun demikian, ia yang masih berusia 11 tahun harus menerima kenyatan pahit keluarganya.
Akhirnya mereka tinggal di sebuah gubuk kecil dipinggiran kota jakarta. Kebiasaanya hidup mewah menjadikan mereka hidup sengsara, depresi berat, bahkan ibunya pernah mencoba untuk membunuh diriya sendiri dan anaknya sendiri dengan racun. tapi, semua itu gagal karena ada seorang kakek-kakek yang menyelamatkannya kemudian dibawa kerumah sakit.
seminggu sudah mereka di rumah sakit, mereka pun harus membayar biaya rumah sakit yang mahal itu. tapi ternyata Ibu sumirah tak mampu untuk membayar biaya rumah sakit. Akhirnya terpaksa dokter menahan anaknya di rumah sakit sebelum mereka membayar biaya rumah sakit.
Ibu Sumirah dengan sekuat tenaga mencari uang untuk membayar biaya rumah sakit. mulai dari menjadi seorang buruh nyuci, buruh penyemir sepatu, sampai mengamen ia lakoni tanpa rasa malu.
Di dalam novel yang saya buat ini meitikberatkan pada perjuangan seorang ibu.
Anda berminat Hub. 085295737040

Kamis, 12 Februari 2009

Puisi Kaman

2 komentar


Followers

 

Karya Anak Bangsa. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com | Blogger Templates